Thursday, April 8, 2010

Upacara Penutupan Latgabma Malindo

Gabungan Bersama (Latgabma) Malaysia-Indonesia (Malindo) Darsasa 7 AB/2010 digelar di Malaka, Malaysia. Latihan bersama tersebut digelar dari tanggal 25 Maret hingga 8 April 2010.


Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso memberikan sambutan dalam upacara penutupan Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) Malaysia-Indonesia (Malindo) Darsasa 7 AB/2010. (Foto: Puspen TNI)

Panglima angkatan bersenjata dari kedua negara menyalami para peserta yang mengikuti latihan bersama ini. (Foto: Puspen TNI)

Panglima Angkatan Tentara Malaysia (ATM) dengan didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso menyalami beberapa peserta yang mengikuti latihan bersama. (Foto: PuspenTNI)

Latihan ini merupakan latihan gabungan terbesar di Asia Tenggara yang dilakukan dua negara, yaitu Indonesia dan Malaysia. (Foto: Puspen TNI)


Latihan bersama ini digelar di 3 tempat seperti Eerly Resort Hotel, Selat Malaka dan Lapangan Terbang Batu Berendam, Malaysia. (Foto: Puspen TNI)

64 Tahun TNI AU Menuju The First Class of Air Force

Hawk TNI AU. (Foto: TNI AU)

09 April 2010, Jakarta -- Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat memasang target TNI Angkatan Udara (AU) sebagai the first class of air force atau angkatan udara kelas wahid di dunia. Untuk itu, Kasau mengajak seluruh warga TNI AU bekerja maksimal dengan prinsip "Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin". Hal ini dikemukakan Kasau terkait peringatan HUT TNI AU ke-64 yang berlangsung hari ini.

Menurut Imam Sufaat, tekad itu merupakan tujuan jangka pangjang TNI AU. Sedangkan tujuan jangka pendeknya adalah menciptakan zero accident di setiap operasi yang digelar TNI AU.

Gagasan sekaligus cita-cita untuk mewujudkan secara bertahap TNI Angkatan Udara menjadi the first class air force, sesungguhnya merupakan pesan moral Kasau kepada seluruh elemen organisasi, sebagai upaya meningkatkan niat dan mendorong semangat, untuk senantiasa bekerja yang terbaik bagi kepentingan organisasi.

"Masa depan TNI AU merupakan tanggung jawab semua, mengingat kalau tidak melakukan suatu perubahan, maka tidak akan ada perbaikan masa depan, sehingga TNI Angkatan Udara akan semakin tertinggal," ujarnya.

Upaya meningkatkan postur yang tangguh dan kemampuan serta profesionalisme TNI AU dengan membangun kekuatan dan memodernisasi serta meregenerasi alutsista, tidak terlepas dari amanat Presiden tentang revitalisasi industri-industri pertahanan negara.

Rencana kesiapan alutsista yang ada, untuk melanjutkan program peningkatan kemampuan alutsista TNI Angkatan Udara, sudah dicanangkan dalam Renstra pembangunan TNI AU tahun 2010-2014.

Mengawal NKRI

Peran sukses TNI AU dalam mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sendiri telah menyejarah, yakni berubahnya status Angkatan Udara dari Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Jawatan Penerbangan kemudian menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) Angkatan Udara yang berdiri sejajar dengan Angkatan lainya, dan secara de jure tertuang dalam Penetapan Pemerintah Nomor 6/SD tanggal 9 April 1946.

Perjalanan TNI Angkatan Udara sebagai institusi angkatan perang, proses kelahirannya sekitar tujuh bulan sejak Indonesia merdeka, serta alutsista yang dimiliki juga sangat sederhana. Waktu itu TNI Angkatan Udara hanya bermodalkan pesawat-pesawat bekas yang diperoleh dari rampasan tentara Jepang, seperti pesawat jenis Cureng, Nishikoreng, Guntei, dan Hayabusha.

Pesawat yang terbang pertama kali dengan identitas merah putih diterbangkan oleh Komodor Udara Agustinus Adisutjipto tanggal 27 Oktober 1945, sedangkan Operasi Udara yang pertama adalah tanggal 29 Juli 1947 yang merupakan serangan balas terhadap Agresi Militer Belanda I tanggal 21 Juli 1947, dan Operasi Lintas Udara di Kalimantan tanggal 17 Oktober 1947 merupakan bagian darma bakti para perintis TNI Angkatan Udara kepada Ibu Pertiwi.

Sejak saat itu, kemampuan alutsista TNI AU terus mengalami perkembangan. Berbagai jenis pesawat modern mulai bergabung seperti P-51 Mustang, B-25 Mitchel, C-47 Dakota, AT-16 Harvard, serta pesawat Amphibi Catalina di tahun 50-an. Bahkan dekade 60-an TNI AU menjadi Angkatan Udara yang paling disegani di kawasan Asia Tenggara karena memiliki alutsista udara yang cukup besar dan handal sehingga menjadi "Detterent Power" bagi negara-negara yang berniat memusuhi NKRI. Dekade ini mulai bergabung Mig-15, Mig-17, Mig-19, Mig-21, AN-12 Antonov, C-130 B, serta TU-16/TU-16KS.

Meskipun awal dekade 70-an kemampuan TNI AU sempat mengalami penurunan, namun pada pertengahan tahun 70-an mulai bangkit kembali dengan bergabungnya pesawat OV-10 Bronco, F-86 Sabre, T-33 Bird, Fokker F-27, dan Helikopter Puma SA-330. Bahkan dekade 80-an TNI AU memasuki era pesawat supersonik, dengan hadirnya pesawat tempur F-5 Tiger II, A-4 Sky Hawk, C-130 H/HS Hercules, Hawk MK-53 dan helikopter Puma. Apalagi dengan datangnya pesawat Multirole F-16 Fighting Falcon dari Amerika pada akhir tahun 1989.

Selain telah memiliki berbagai pesawat tersebut, TNI AU juga memiliki tim aerobatik yang cukup melegenda, yaitu Tim Elang Biru dan Jupiter Aerobatik Tim, yang dapat disejajarkan dengan tim aerobatik kelas dunia. Pada 1996, armada udara TNI AU juga diperkuat oleh Hawk 100/200. Dan pada 2003 TNI AU melengkapi teknologi Barat dengan teknologi dari Timur, yaitu dengan hadirnya pesawat Sukhoi SU-27 dan SU-30 dari Rusia. Kehadirannya semakin mewarnai angkasa Indonesia dan tentunya menambah kekuatan udara nasional dalam rangka menjaga kedaulatan NKRI.

Kasad Harapkan Persahabatan TNI AD-TDM Bukan Basa-basi


09 April 2010, Jakarta -- Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI George Toisutta menerima kunjungan kehormatan Panglima Tentera Darat Malaysia (TDM) Jenderal Tan Sri Muhammad Ismail bin Haji Jamaluddin beserta rombongan dengan Upacara Kebesaran Militer di Markas Besar Angkatan Darat, Kamis (8/4).
Menurut Dispenad, pada upacara penyambutan Panglima Tentera Darat Malaysia, Kasad didampingi Wakil Kepala Staf Letnan Jenderal TNI Johanes Suryo Prabowo, Asisten Operasi Mayor Jenderal TNI Hariyadi Soetanto, Koorsahli Kasad Mayor Jenderal TNI S Simanjuntak, Asisten Pengamanan Brigadir Jenderal TNI Tisna Komara, Kepala Dinas Penerangan Brigadir Jenderal TNI S Widjonarko, dan Paban V/Hublu Spamad Kolonel Inf Afanti S Uloli.

Kasad mengatakan dalam menghadapi situasi dunia yang penuh ketidakpastian dewasa ini, kerjasama ASEAN perlu lebih ditingkatkan agar bangsa-bangsa di kawasan ASEAN semakin mampu mengatasi permasalahannya sendiri. Kekuatan sinergis dari kerjasama ASEAN perlu terus dibangun dan bahkan diperkuat agar mampu mengatasi gejolak yang timbul sebagai akibat dari permasalahan di dalam negeri, di kawasan ASEAN maupun global.

Kasad mengharapkan, pada masa mendatang kerjasama antara Tentera Darat Malaysia dan TNI Angkatan Darat, dapat semakin ditingkatkan guna lebih menjamin saling pengertian dan guna kepentingan peningkatan profesionalisme keprajuritan masing-masing. Semoga persahabatan yang telah terjalin dengan baik selama ini, bukan basa-basi, bukan persahabatan yang semu, tetapi persahabatan yang didasari oleh kejujuran, sehingga persahabatan menjadi langgeng dan abadi, tambahnya.

Waspadai Dua Ancaman Strategis

Prajurit TNI Angkatan Udara (AU) menampilkan keahlian dan ketangkasan bela diri saat Gladi Bersih Parade Militer Upacara HUT TNI AU ke-64 di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Rabu (7/4). Acara puncak HUT TNI AU akan dilaksanakan pada tanggal 9 April mendatang di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma dengan Inspektur Upacara Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/hp/10)

09 April 2010, Jakarta -- Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengingatkan seluruh jajaran TNI khususnya TNI Angkatan Udara untuk mewaspadai dua ancaman strategis yaitu kemajuan teknologi dan industri kedirgantaraan.

"Ada dua perkembangan yang perlu dicermati dan diantisipasi pesatnya kemajuan teknologi dan industri kedirgantaraan khususnya di bidangnya militer," katanya, saat memimpin upacara peringatan HUT TNI Angkatan Udara ke-64 di Halim Perdanakusuma di Jakarta, Jumat (9/4).

Djoko mengatakan, pesatnya kemajuan teknologi dan industri dirgantara militer akan menjadi ancaman serius karena dapat mendukung penguasaan penggunaan wahana dirgantara baik saat ini maupun masa yang akan datang.

"Dampaknya akan bersifat multikonvensional. Pertama, dari sisi pertahanan akan sangat mempengaruhi corak atau bentuk perang di masa akan datang. Kedua, urgensi wilayah udara yang semakin vital sebagai barometer kepentingan nasional suatu bangsa," tutur Panglima TNI.

Tak hanya, dua hal itu akan mengakibatkan pelanggaran hukum terhadap kedaulatan hukum udara yang makin intensif sehingga perlu mendapatkan atensi dan prioritas penanganannya, kata Djoko menambahkan.

"Kecenderungan yang saya kemukakan itu menyadarkan kita semua betapa vital dan strategisnya peran dan tanggung jawab TNI AU, apalagi bila dikaitkan dengan luas wilayah TNI terlebih dikaitkan dengan luas wilayah NKRI dan posisi geografis yang sangat strategis dalam percakupan global dan regional," ujarnya.

Karena itu, tambahnya, TNI AU harus mempunyai tekad dan kemauan dan komitmen kuat untuk dapat mewujudkan penegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah udara sesuai hukum nasional dan internasional.

"Pemerintah akan terus meningkatkan peran TNI AU agar semakin handal dan profesional. TNI telah menyusun pembangunan strategis 2010 - 2014 secara bertahap. Kita akan membangun kekuatan TNI AU sebagai bagian integral TNI menuju kepada kekuatan pokok minimum, sehingga semakin handal dalam mengawal kedaulatan udara nasional," ungkap Djoko

Pesawat Tempur Andalan “Unjuk Gigi” pada HUT TNI AU

Sejumlah pesawat jet tempur milik TNI Angkatan Udara (AU) menampilkan formasi terbang saat melintas pada Gladi Bersih Parade Militer Upacara HUT TNI AU ke-64 di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Rabu (7/4). Acara puncak HUT TNI AU akan dilaksanakan pada tanggal 9 April mendatang di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma dengan Inspektur Upacara Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/HP/10)

09 April 2010, Jakarta -- Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, maka peringatan HUT TNI Angkatan udara ke-64 pada 9 April 2010 dilakukan secara meriah, ditandai terbang lintas 16 pesawat tempur dan demo keterampilan Pasukan Khas (Paskhas) matra udara.

Peringatan dilakukan di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat. Usai pembacaan amanat Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso , maka berbagai atraksi pun digelar.

Ke-16 pesawat tempur TNI Angkatan Udara melakukan mass formation dengan membentuk formasi "Big Diamond" yang menandakan kesiapan TNI Angkatan Udara dalam kondisi apa pun.

Formasi "Big Diamond" ditampilkan oleh pesawat-pesawat tempur TNI Angkatan Udara seperti Hawk 100/200 dari Skadron Udara 1 Supadio dan Skadron Udara 12 Pekanbaru.

Selain itu , ada pula F-16 Fighting Falcon dan F-5 Tiger masing-masing dari Skadron Udara 3 dan 14 Pangkalan Udara Iswahjudi. Tak ketinggalan pesawat tempur terbaru TNI Angkatan Udara Sukhoi 27 dan 30 dari Skadron Udara 11 Pangkalan Udara Sultan Hassanudin.

Formasi "Big Diamond" diawali dengan pemunculan dua Sukhoi yang terbang melintasi podium kehormatan, disusul empat pesawat Hawk 100/200 dan di sisi kanan empat unit F-16 Fighting Falcon dan F-5 Tiger di sisi kiri.

Posisi slot dalam formasi itu ditampilkan oleh empat Sukhoi 27 dan 30.

Sebagai seluruh rangkaian demo udara, ditampilkan manuver "bomb burst "dari pesawat-pesawat Sukhoi.

Atraksi dilanjutkan dengan demo ketangkasan dan kemampuan Detasemen Bravo-90 Paskhas TNI Angkatan Udara yang meliputi tembak reaksi cepat, tembak sasaran, teknik serbuan cepat dalam merebut sasaran, penghancuran obyek vital.

Senjata yang digunakan adalah senjata standar penanggulangan teror TNI yakni MP-5 dengan peluru tajam kaliber 9 mm. Keseluruhan rangkaian atraksi ditutup dengan terjun `free fall`

BDK Tsesar Kunikov Ikuti Latgab Blackseafor 2010

BDK Tsesar Kunikov. (Foto: D.Starostin)

09 April 2010 -- Kapal perang Rusia dari Armada Laut Hitam Tsesar Kunikov jenis large landing ship meninggalkan pangkalannya Kamis (8/4) guna mengikuti latihan bersama maritim Blackseafor, diumumkan juru bicara Armada Laut Hitam.

Latgab Blackseafor dibentuk atas inisiatif Turki pada 2001, terdiri dari Turki, Bulgaria, Ukraina, Rumania, Georgia dan Rusia. Latgab meliputi operasi pencarian dan penyelamatan (SAR), pengamatan lingkungan, serta kunjungan persahabatan ke negara-negara di Laut Hitam.

“Kapal perang menjadi wakil Federasi Rusia dalam grup internasional,” menurut pernyataan Armada Laut Hitam, ditambahkannya unit infantri laut yang berada di kapal akan memastikan keamanan pelabuhan, serta melakukan latihan anti teror.

Latgab tahun ini dibawah komando Laksamana dari Bulgaria.

Kapal perang akan berlatih manuver taktis, latihan operasi tempur melawan kapal permukaan, pertahanan udara dan komunikasi.

Georgia tidak berpartisipasi latgab Blackseafor pada beberapa tahun ini. Rusia mengancam tidak akan berpartisipasi pada setiap latgab bila kapal perang Georgia terlibat.

Hubungan diplomatik kedua negara terputus Agustus 2008 setelah terlibat perang 5 hari di Ossetia Selatan.

BDK Tsesar Kunikov

Large Landing Ship Tsesar Kunikov. (Foto A.Brichevsky)

BDK (Bol'shoy Desatnyy Korabl') Tsesar Kunikov dibangun digalangan kapal Stocznia Polnocna, Gdansk, Polandia bertugas mulai 1984. Awalnya bernama BDK-64, kemudian diubah menjadi Tsesar Kunikov.

Tsesar Kunikov termasuk Large Landing Ship kelas Ropucha Project 775, mampu merapat ke pantai, mempunyai bobot 4080 ton, dimensi 112.5 x 15 x 3.7 meter, kecepatan 18 knot, dapat mengangkut kargo hingga 482 ton.

Kapal dipersenjatai rudal Streal (SS-N-3) serta dua pucuk kanon AK-725 DP 57 mm

Wednesday, April 7, 2010

Bakorkamla Diminta Sinergikan Institusi Pengamanan Laut

Kapal Patroli Polri yang mengangkut Rombongan Kalakhar Bakorkamla saat besandar di Dermaga Lanal Karimun. (Foto: keprinews.wordpress)

07 April 2010, Jakarta -- Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) diminta segera menyinergikan seluruh institusi yang memiliki kewenangan menjaga keamanan wilayah laut dan dalam menjaga kekayaan laut untuk kepentingan ekonomi. Institusi-institusi tersebut antara lain kepolisian, TNI Angkatan Laut, Departemen Perhubungan, Kementerian Kelautan, dan Perikanan, dan Imigrasi.

Demikian disampaikan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Djoko Suyanto pada acara serah terima jabatan (Sertijab) Kepala Badan Pelaksana Harian Bakorkamla dari Laksamana Madya TNI Budhi Hardjo kepada Laksamana Madya TNI Y Didik Heru Purnomo di Kantor Bakorkamla, Jakarta, Selasa (6/4).

Djoko Suyanto mengingatkan kepada semua institusi yang berada di bawah koordinasi Bakorkamla untuk menghindari ego sektoral dalam menjaga keamanan dan kekayaan di wilayah laut.

Djoko berharap institusi-institusi tersebut, tidak berjalan sendiri-sendiri melainkan membangun suatu kekuatan yang satu dan kuat. Sebab Bakorkamla didirikan dengan itikad dan niat yang baik agar semua dapat bersinergi dengan baik.

Ia menegaskan, semua informasi yang dilaksanakan oleh institusi penegak keamanan laut, harusnya bermuara kepada Bakorkamla. "Ke depan, Bakorkamla menjadi satu-satunya sumber informasi yang diambil oleh kepala negara atau pejabat yang ditunjuk untuk sebagai bahan penentu kebijakan," tuturnya.

Pada kesempatan itu, Djoko menyampaikan pengalamannya selama mendampingi Presiden, baik saat menjabat Panglima TNI maupun sebagai Menko Polhukam.

Menurutnya, terdapat tiga kali Presiden merasa tidak mendapatkan informasi mengenai dinamika yang terjadi di lapangan khususnya tindakan aparat. Akibat dari informasi yang tidak segera disampaikan ke jenjang atasan, atau tidak sampai kepada aparat yang benar-benar memahami itu, kadang-kadang isu tersebut disampaikan di meja perundingan dalam pertemuan bilateral atau forum internasional oleh pemimpin negara.

Oleh karena itu, Djoko meminta agar kedepan pelaporan informasi harus dilaksanakan secepat-cepatnya. Ini akan memudahkan bagi para pengambil kebijakan.

Menhan RI dan Dubes UEA Bicarakan Kerjasama Industri Pertahanan

CN-235 AU UEA.

07 April 2010, Jakarta -- Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) Yousif Rashid Alsharhan, Selasa (6/4) di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. Dalam kunjungan ini, kedua pejabat negara tersebut membicarakan tentang peningkatan kerjasama pertahanan antara RI dengan UEA khususnya kerjasama di bidang industri pertahanan.

Kepada Dubes Uni Emirat Arab, Menhan RI menyampaikan ucapan terimakasih karena hubungan kerjasama yang terjalin antara kedua negara selama ini cukup baik, terutama pada masa pemerintahan Presiden B. J. Habibie.

Pada kesempatan yang sama, Menhan juga menyampaikan ucapan terimakasih pemerintah Indonesia kepada pemerintah UEA yang telah memberikan kepercayaan dengan membeli pesawat CN-235 dari PT. Dirgantara Indonesia yang merupakan salah satu industri strategis Indonesia. Pemerintah Indonesia berharap kepada UEA untuk tetap membeli produk industri trategis pertahanan Indonesia yang lainnya.


Menurut Menhan, beberapa waktu yang akan datang direncanakan akan ada rombongan delegasi dari UEA berkunjung ke Indonesia dalam rangka membicarakan berbagai kerjasama di bidang pertahanan antara kedua negara termasuk kerjasama mengembangkan bersama industri pertahanan.

Sementara itu, Dubes UEA mengatakan pemerintah UEA juga menginginkan agar hubungan kerjasama pertahanan kedua negera terus ditingkatkan terutama kerjasama di bidang industri pertahanan. “Sebenarnya ini yang kami inginkan juga agar hubungan ini berlanjut dan insyaAllah UEA akan membeli lebih banyak lagi dari Indonesia”, ungkap Dubes UEA.

Dubes UEA lebih lanjut mengatakan, saat ini UEA juga sedang mengembangkan kapal - kapal kecil untuk keperluan pertahanan. Menurutnya, di sektor ini sangat bagus sekali apabila UEA dapat kerjasama dengan Indonesia.

Selain membicarakan kerjasama di bidang industri pertahanan, dalam kunjungan tersebut, Dubes UEA mengundang Menhan RI untuk dapat hadir dalam pameran persenjataan yang akan diselenggarakan UEA sekitar bulan Juli dan Agustus 2010 di Abudhabi.

Menanggapi undangan tersebut, Menhan mengatakan akan mempertimbangkan untuk hadir dalam pameran tersebut, serta berharap dapat mengikutsertakan produk hasil industri pertahanan Indonesia dalam pameran tersebut.

Namun, lanjut Menhan, pada bulan November 2010 Kementerian Pertahanan RI juga berencana akan menyelenggarakan pameran industri pertahanan atau Indodefence di Jakarta. Dalam pameran ini, juga Kemhan akan mengundang UEA.

Saat menerima Dubes UEA, Menhan didampingi Wamenhan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, Dirkersin Ditjen Strahan Kemhan Brigjen TNI (Mar) Ir. Syaiful Anwar,M Bus, MA, Karo TU Setjen Kemhan Laksma TNI Agus Purwoto dan Karo Humas Setjen Kemhan Brigjen TNI I Wayan Midhio.

20 Pesawat Tempur TNI AU Siaga di Lanud Halim Perdanakusuma


07 April 2010, Jakarta -- Sebanyak 20 pesawat tempur TNI Angkatan Udara ikut andil dalam rangka menyambut HUT ke-64 TNI Angkatan Udara pada tanggal 9 April 2010. Elang-elang penjaga jamrud Katulistiwa berbagai jenis itu telah berada di Lanud Halim Perdanakusuma sejak tanggal 3 April 2010, kata Kapentak Lanud Halim Perdanakusuma Mayor Sus Ali Umri Lubis, SH; Selasa (6/4).

Pesawat tempur tersebut seperti Sukhoi datang dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, F-16 dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahyudi Madiun, F-5 Tiger dari Skadron Udara 14 Lanud Iswahyudi Madiun, dan Hawk 100/200 dari Skadron Udara 12 Lanud Pekanbaru dan Skadron Udara 1 Lanud Supadio Pontianak, Kalimantan Barat.

Pesawat-pesawat tempur itu sejak beberapa hari lalu secara bergantian mengudara menyamakan persepsi guna melaksanakan manuver atau demo udara yang akan disajikan untuk memeriahkan HUT TNI Angkatan Udara yang dipusatkan di Lanud Halim Perdanakusuma.

Direncanakan Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso akan bertindak sebagai inspektur upacara. Usai upacara berbagai kegiatan keterampilan militer lainnya akan digelar seperi fly pass pesawat TNI AU, terjun payung sekitar 100 peterjun termasuk di antaranya Wanita Udara, demo karate, dan tari-tarian daerah. Yang tidak kalah meriahnya adalah para generasi-generasi penerus TNI Angkatan Udara dari Kampus AAU Yogyakarta akan menampilkan kepiawaiannya dalam kesigapan bertindak.

Corp Baret Jingga, Paskhas juga tidak mau ketinggalan. Para prajurit-prajuritnya akan melaksanakan demo halang-rintang dan demo tembak reaksi. Mereka akan menampilkan ketangkasan dalam melumpuhkan musuh secara cepat, tepat, dan tuntas.

Bagi masyarakat pencinta dirgantara diperbolehkan untuk menyaksikan kegiatan dimaksut di daerah yang telah ditentukan antara lain di area Mako Pom AU komplek Skadron, Bandara Halim Perdanakusuma, area Skadik 502 komplek Dwikora pintu Brigan.

Tiga Sukhoi Pesanan TNI AU Tiba September

Perwira AU Indonesia memeriksa salah satu dari tiga jet tempur baru Sukhoi Su-30 yang dibeli dari Rusia saat penyerahan dari pihak pabrik ke Dephan kemudian diserahkan kepada TNI AU di Pangkalan Udara Sultan Hassanudin, Makassar tahun lalu. (Foto: JP/Andi Hajramur)

07 April 2010, Jakarta -- Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, tiga pesawat Sukhoi yang dipesan dari Rusia diperkirakan tiba di Indonesia pada September, lebih cepat dari jadwal semula pada Desember.

"Diperkirakan sebelum Oktober 2010, ya kemungkinan September. Semula akhir tahun ini, tetapi kami meminta untuk segera didatangkan. Ya sekitar September," kata Imam Sufaat menjawab ANTARA usai menyaksikan gladi bersih peringatan HUT ke-64 TNI Angkatan Udara di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, tiga Sukhoi yang akan tiba itu adalah jenis Su-27SKM. "Tetapi kami berharap sebelum Oktober 2010, semua pesawat sudah tiba di Indonesia," ujar Kasau menambahkan.

Pada 2003 Indonesia membeli dua Sukhoi jenis SU-30MK dan dua SU-27SK, kemudian Kementerian Pertahanan membeli lagi enam pesawat Sukhoi pada 2007 senilai sekitar 300 juta dolar AS atau senilai Rp 2,85 triliun.

Enam pesawat Sukhoi yang dibeli itu terdiri atas tiga Sukhoi SU-30MK2 dan tiga jenis SU-27SKM. Tiga jenis Sukhoi SU-30MK2 telah tiba pada Desember 2008 dan Januari 2009.

Dengan kehadiran tiga Sukhoi terakhir, maka Indonesia akan memiliki satu skuadron pesawat tempur Sukhoi.

16 Pesawat Tempur Meriahkan HUT TNI-AU

Sebanyak 16 unit pesawat tempur akan memeriahkan HUT ke-64 TNI Angkatan Udara di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada 9 April.

Sebanyak enam belas pesawat tempur itu adalah empat unit pesawat Hawk 100/200, empat pesawat F-5 Tiger, empat unit F-16 Fighting Falcon, dan empat unit pesawat Sukhoi, kata Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat usai menyaksikan gladi bersih HUT TNI AU di Jakarta, Rabu.

Dalam gladi besih yang digelar di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma tersebut, pesawat-pesawat tempur TNI-AU selain melakukan terbang lintas juga membentuk formasi khusus, antara lain formasi berlian.

"Seluruh unsur TNI-AU mulai dari pesawat tempur, pesawat angkut, helikopter dan seluruh kekuatan TNI AU terlibat dalam acara ini," kata Imam menambahkan.

Selain terbang lintas dan pembentukan formasi oleh sejumlah pesawat tempur, pesawat angkut, dan helikopter, perayaan ulang tahun TNI Angkatan Udara juga akan dimeriahkan oleh demo ketangkasan prajurit TNI Angkatan Udara, seperti demo tembak sasaran.

Peringatan HUT TNI Angkatan Udara yang melibatkan 2.249 personel itu ditutup dengan terjun bebas sejulah penerjun handal matra udara.

Menjelang usianya ke-64 tahun TNI Angkatan Udara senantiasa melakukan evaluasi diri untuk dapat menjadi lebih baik di masa depan, sebagai kekuatan matra udara penjaga kedaulatan negara, kata Kasau.

"Ya kita akan evaluasi, yang jelas seluruh kekuatan kita baik tempur, angkut, intelijen dan pengindraan harus terus kita tingkatkan di masa datang, termasuk kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas, berkemampuan handal, tentu akan mengurangi angka kecelakaan kerja dan terbang," kata Imam

Somali Piracy News Updates — April 7, 2010

The South Korean navy destroyer Chungmugong Yisunshin, shown here, has caught up with a supertanker hijacked by Somali pirates with a cargo of crude oil worth as much as $170 million. REUTERS/Yonhap/Files

Somali Pirates: Why Don’t More Ships Have Private Security? -- Christian Science Monitor

Somali pirates have been attacking farther out into the Indian Ocean for months, but many ships – such as the South Korean supertanker nabbed this weekend – still do not travel with a private security detail. Why not?

Now that monsoon season is over, Somali pirates are back in action in a big way.

Their latest catch – a South Korean supertanker on its way from Iraq to the United States with crude oil worth more than $170 million – is the ninth ship to be seized in the past few weeks. Similar hijackings have fetched ransoms of more than $5.5 million.

A South Korean naval destroyer has now caught up to the 300,000-ton Samho Dream, though it is unlikely to launch an assault on the ship due to the highly volatile nature of the cargo, reports the Associated Press.