Thursday, April 15, 2010

KRI Soeharso Ambil Bagian dalam Latihan SAR

JAKARTA--MI: KRI dr Soeharso-990 Kamis (15/4) pagi bergerak menuju ke 'lokasi penyelamatan' yang menjadi pusat latihan 'Search and Resque' (SAR) setelah bermalam di perairan Laut Jawa sekitar 15 mil utara Pulau Madura.

Kapal yang berfungsi sebagai rumah sakit itu meninggalkan posisi lego jangkar, Kamis pagi sekitar pukul 06.30 WIB, kemudian dalam selang beberapa saat tampak pesawat Cassa NC-212 terbang memutar.

Setelah menemukan beberapa titik lokasi yang diskenariokan sebagai lokasi penemuan korban kapal tenggelam, Cassa melapor kepada komandan Satgas SAR yang berada di KRI Soeharso.

Komandan Satgas menindaklanjuti dengan memerintahkan Helikopter BO-105 yang berada di landasan heli (helipad) KRI Soeharso untuk menjalankan tugas Heli Cast dengan membawa tiga personel Pasukan Katak TNI Angkatan Laut (AL).

KRI Soeharso yang dikomandani Letkol Laut Heri Bertus Yudho Warsono berada di perairan Laut Jawa sejak Rabu (14/4) malam sekitar pukul 20.00 WIB.

Kapal tersebut membawa 128 personel TNI-AL dan 133 anggota Satgas SAR itu menuju empat titik penyelamatan, yakni di koordinat 06.45 derajat LS-112.47 derajat BT, 06.50 derajat LS-112.47 derajat BT, 06.50 derajat LS-112.58 derajat BT, dan 06.45 derajat LS-112.58 derajat BT.

Kapal yang juga mengangkut enam dokter spesialis korban tenggelam dan luka bakar itu dilengkapi berbagai alat penyelamatan dan kesehatan.

Saat latihan berlangsung, cuaca di Laut Jawa tampak cerah dengan ketinggian gelombang antara 0,2 hingga 0,5 meter. (Ant/OL-02/Ars)

Menhan Minta Sebagian Alutsista Dibuat di Indonesia


15 April 2010, Surabaya -- Staf Ahli Menteri Pertahanan (Menhan) Bidang Industri Teknologi Prof Dr Ir Edi Siradj M. Eng menyatakan bahwa Menhan meminta sebagian alat utama sistem senjata (alutsista) TNI dipesan dari industri pertahanan di Indonesia.

"Misalnya, pembelian dua kapal selam dari Prancis itu, maka satu kapal dibuat di Prancis dan satu lagi dibuat di Indonesia," katanya setelah berbicara dalam seminar nasional kemaritiman di rektorat ITS Surabaya, Kamis.

Menurut guru besar thermo mechanical process itu, pesanan yang dibuat di Indonesia itu harus dilakukan orang Indonesia dengan supervisi ahli dari Prancis, sehingga akan terjadi alih teknologi.

"Saat ini ada tiga negara yang setuju dengan keinginan Indonesia untuk pembuatan alutsista dengan cara seperti itu, yakni Jerman, Korsel, dan Prancis, sehingga nantinya akan ada kemandirian," katanya.

Oleh karena itu, pemerintah sekarang merumuskan regulasi yang diberlakukan mulai tahun depan. "Ada tujuh regulasi yang lima di antaranya untuk mendorong kemandirian, seperti regulasi industri petahanan dan regulasi pengadaan alutsista," katanya.

Ia mengatakan alutsista Indonesia saat ini masih 80 persen tergantung kepada luar negeri, sehingga Indonesia hanya sekadar membeli dan menggunakan saja.

"Tapi dengan cara baru yang kita tawarkan itu akan terjadi alih teknologi, sehingga kalau alutsista yang kita pesan itu mengalami kerusakan, maka kita akan bisa memperbaiki dan tak perlu mendatangkan tenaga asing atau harus dikirim ke negara asalnya," katanya.

Sementara itu Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Among Margono yang juga pembicara dalam acara itu mengaku ada sejumlah alutsista di Koarmatim yang sudah waktunya tidak dipakai lagi.

"Kami usulkan ada beberapa kapal LST (landing ship tank) yang sudah tak efisien diganti baru, bahkan tahun ini juga akan kami usulkan tambahan empat kapal korvet Sigma dan empat kapal LPD (landing platform dock)," katanya.

Orang nomor satu di Koarmatim terhitung sejak 1 Maret 2010 itu menambahkan, usulan penambahan, penghapusan, dan pergantian itu akan dimasukkan dalam perencanaan baru pada kurun 2010-2014.

Seminar nasional kemaritiman yang dibuka Rektor ITS Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD itu juga menampilkan pembicara lain yakni Ir Tjahjono Roesdianto dari PT DKB dan Dr Ir Ade Bagdja MME dari PT Pindad

Alutsista TNI AL Sudah Tua

KRI Teluk Tomini.

16 April 2010, Surabaya -- Panglima Komando Armada Timur TNI AL Laksamana Madya TNI Among Margono mengatakan alat utama sistem pertahanan (alutsista) yang digunakan TNI AL masih kalah dengan negara Malaysia dan Singapura. Padahal Indonesia merupakan negara terbesar di Asia Tenggara yang terdiri dari ribuan pulau.

"Senjata yang kita miliki bila dibanding Singapura dan Malaysia jauh tertinggal. Apalagi dengan Australia senjata TNI AL tidak ada apa-apanya. Saat ini senjata yang kita miliki didominasi teknologi era tahun 80-an. Bahkan ada kapal perang LST buatan Amerika tahun 1942 yang masih beroperasi. Kalau ketemu dengan kapal AS, mereka akan hormat kepada kita. Karena kalah senior," kata Among Margono. ketika menjadi pembicara dalam seminar "kajian Pertahanan dan Pengembangan Teknologi Tempur AL di ITS, Surabaya.

Ditambahkan Among, saking tuanya alutsista yang dimiliki, TNI seringkali kehabisan anggaran untuk melakukan perawatan. "Kita ini pandai merawat. Sampai-sampai kita mampu merawat kapal supaya tidak tenggelam. Padahal untuk merawat itu justru lebih mahal dari pada membeli yang baru," katanya.

Kata Among, sebagian besar KRI yang dimiliki TNI AL merupakan teknologi tahun 1980 hingga 1990. Ada juga sebagian kecil KRI buatan tahun 1970 dan tahun 2000. Begitu juga untuk pesawat udara yang dimiliki TNI AL merupakan teknologi tahun 1970 hingga tahun 1990 dan hanya sebagian kecil saja yang berteknologi tahun 2000. Bahkan, untuk kendaraan tempur marinir sebagian besar masih berteknologi tahun 1960 hingga tahun 1970.

Padahal, Australia sebagian besar alutsistanya merupakan pruduk tahun 1990 hingga 2007. Bahkan Australia saat ini berencana melakukan pengadaan kapal perang jenis Air Warfare Destroyer klas Hobart dengan system tempur terbaru. Dalam sepuluh tahun terakhir, Australia juga bekerja sama dengan Amerika untuk mendatangkan 10 kapal selam.

Begitu juga Singapura, memiliki empat kapal selam siluman. Singapura juga memiliki kapal tempur terbaru yang dilengkapi dengan stealth technology yang mampu mengadapi ancaman multidimensi dari udara, permukaan laut dan bawah laut. Malaysia juga tak kalah, selain mendatangkan dua kapal selam berteknologi tinggi, Malaysia sejak tahun 1980-an telah meremajakan alutsistanya. Bahkan sejak tahun 1980 itu, Malaysia telah mendatangkan empat korvet kelas laksamana buatan Italia. Kapal inipun ternyata dilengkapi dengan rudal permukaan dan rudal anti pesawat tempur.

Selain itu, Malaysia saat ini juga melaksanakan program pembelian satu kapal selam diesel electrik kelas scorpene untuk melengkapi kapal selam KD Tuanku Abdul Rahman yang dimiliki. Malaysia juga sedang melakukan pengadaan 27 kapal patrol generasi baru kelas kedah serta beberapa pesawat patrol bahari. "Di satu sisi hubungan kita di Ambalat sedang memanas. Saat ini saja, kita selalu siagakan tujuh KRI di sana," kata Among Margono.

Kalahnya persenjataan TNI AL, menurut dia bisa dimaklumi karena keterbatasan anggaran, dimana 60 persen anggaran masih untuk gaji personel dan hanya 40 persen anggaran untuk peralatan. "Idealnya dibalik, 60 persen untuk peralatan dan gaji personel 40 persen," kata dia.

Meski begitu, TNI AL saat ini telah merumuskan untuk segera memiliki kekuatan pokok minimum alutsista. Syarat memiliki kekuatan minimum, menurut Among, TNI AL telah memiliki 151 KRI, 54 Pesawat Udara, 310 Kendaraan Tempur, tiga batalyon tempur marinir, satu yonif siaga kota, dan satu yonif tambahan.

TNI AL merencanakan untuk memiliki kekuatan MEF

TEMPO Interaktif, Surabaya - Panglima Komando Armada Timur TNI Angkatan Laut Laksda TNI Among Margono, mengatakan sebagai negara yang menguasai dua pertiga wilayah Asia Tenggara, peralatan TNI Angkatan Laut sangat tertinggal jauh dari beberapa negara tetangga.

Saking tuanya, “Bahkan ada kapal perang LST buatan Amerika tahun 1942 yang masih beroperasi. Kalau ada kapal AS berpapasan dengan kapal ini, mereka harus menghormat karena kalah senior,” canda Among dalam sebuah seminar bertajuk “Kajian Pertahanan dan Pengembangan Teknologi Tempur Angkatan Laut” yang digelar di Institut Teknologi Sepuluh November, Kamis (15/4).

Menurut dia, teknologi peralatan TNI AL saat ini masih didominasi teknologi era tahun 1980-an. Karena uzur peralatan yang dimiliki Angkatan Laut TNI AL, kata Among, TNI seringkali kewalahan dan kehabisan anggaran untuk melakukan perawatan. "Untuk mempertahankan supaya tidak tenggelam saja sudah mahal," ujarnya.

Meski tidak merinci jumlah peralatan yang sudah tua, namun sebagian besar KRI yang dimiliki TNI AL memakai teknologi tahun 1980 hingga 1990. Peralatan uzur ini, kata dia, juga bisa dijumpai pada pesawat udara yang dimiliki TNI AL. Untuk pesawat, kata dia, teknologi yang dipakai sebagian memakai buatan tahun 1970 hingga tahun 1990. Sedangkan peralatan yang lebih tua ada pada kendaraan tempur marinir yang sebagian besar masih buatan tahun 1960 hingga tahun 1970.

Padahal, kata dia, di Australia sebagian besar peralatannya sudah memakai produk buatan 1990 hingga 2007. Bahkan Australia saat ini berencana melakukan pengadaan kapal perang jenis Air Warfare Destroyer kelas Hobart dengan sistem tempur terbaru.

Begitu pula di Singapura. Negara ini, kata dia, saat ini telah memiliki empat kapal selam siluman. Selain itu, Singapura juga memiliki kapal tempur terbaru yang dilengkapi dengan stealth technology yang mampu menghadapi ancaman multidimensi dari udara, permukaan laut dan bawah laut.

Namun, kata Among, TNI AL bisa memaklumi ketinggalan teknologi yang dipakainya itu. Sebab, anggaran untuk pembelian peralatan itu masih minim. Dimana dari alokasi yang ada, 60 persen diantaranya masih digunakan untuk gaji personelnya. Sedangkan 40 persen anggaran untuk peralatan. “Idealnya dibalik, 60 persen untuk peralatan dan gaji personel 40 persen,” ujarnya.

Saat ini, kata Among, TNI AL telah merencanakan untuk segera memiliki kekuatan pokok minimum peralatan itu. Syarat memiliki kekuatan minimum, menurut Among, jika TNI AL telah memiliki 151 KRI, 54 pesawat udara, 310 kendaraan tempur, tiga batalyon tempur mariner, satu yonif siaga kota, dan satu yonif tambahan.(Ars)

KRI Soeharso Ambil Bagian dalam Latihan SAR

Personel Search and Rescue (SAR), mengangkat korban kecelekaan kapal laut dari rescue net (jala pertolongan), pada latihan SAR (Latsar) TNI AL dan Basarnas Surabaya, di perairan laut Jawa, Kamis (15/4). Latsar ini melibatkan kapal rumah sakit KRI dr Suharso-990, peswat Cassa TNI AL, serta halikopter SAR Surabaya serta KRI Sura-802, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan unsur-unsur operasi Komando Aramad Kawasan Timur (Koarmatim) TNI AL dalam melaksanakan tugas SAR di laut. (Foto: ANTARA/Bhakti Pundhowo/Koz/nz/10)

15 April 2010, Jakarta -- KRI dr Soeharso-990 Kamis (15/4) pagi bergerak menuju ke 'lokasi penyelamatan' yang menjadi pusat latihan 'Search and Resque' (SAR) setelah bermalam di perairan Laut Jawa sekitar 15 mil utara Pulau Madura.

Kapal yang berfungsi sebagai rumah sakit itu meninggalkan posisi lego jangkar, Kamis pagi sekitar pukul 06.30 WIB, kemudian dalam selang beberapa saat tampak pesawat Cassa NC-212 terbang memutar.

Setelah menemukan beberapa titik lokasi yang diskenariokan sebagai lokasi penemuan korban kapal tenggelam, Cassa melapor kepada komandan Satgas SAR yang berada di KRI Soeharso.

Komandan Satgas menindaklanjuti dengan memerintahkan Helikopter BO-105 yang berada di landasan heli (helipad) KRI Soeharso untuk menjalankan tugas Heli Cast dengan membawa tiga personel Pasukan Katak TNI Angkatan Laut (AL).

KRI Soeharso yang dikomandani Letkol Laut Heri Bertus Yudho Warsono berada di perairan Laut Jawa sejak Rabu (14/4) malam sekitar pukul 20.00 WIB.

Kapal tersebut membawa 128 personel TNI-AL dan 133 anggota Satgas SAR itu menuju empat titik penyelamatan, yakni di koordinat 06.45 derajat LS-112.47 derajat BT, 06.50 derajat LS-112.47 derajat BT, 06.50 derajat LS-112.58 derajat BT, dan 06.45 derajat LS-112.58 derajat BT.

Kapal yang juga mengangkut enam dokter spesialis korban tenggelam dan luka bakar itu dilengkapi berbagai alat penyelamatan dan kesehatan.

Saat latihan berlangsung, cuaca di Laut Jawa tampak cerah dengan ketinggian gelombang antara 0,2 hingga 0,5 meter

Kemenhan Ajukan Tambahan Anggaran Rp2,7 Triliun


15 April 2010, Jakarta -- Kementerian Pertahanan telah mengajukan tambahan anggaran sebesar Rp 2,7 triliun untuk diakomodasi dalam APBN-Perubahan. Namun, DPR baru bisa meloloskan 6%-nya.

Hal ini disampaikan oleh Anggota Komisi I DPR RI dari FPD Guntur Sasono kepada wartawan di Jakarta, Kamis (15/4).

"Mereka mengajukan Rp 2,7 triliun, tapi yang disetujui Rp 359 miliar. Kami masih berkoordinasi dengan Komisi VII dan Komisi XI untuk meloloskannya," ujar Guntur.

Ia mengaku tak ingat detil yang diajukan terkait penggunaan anggaran. Salah satu prioritas adalah untuk tunjangan bagi prajurit di perbatasan. Hal ini sesuai dengan amanat Inpres serta saran Komisi I DPR RI dalam RDP dengan pemerintah beberapa waktu lalu.

"Tunjangan perbatasan itu prioritas," tukasnya.

Wakil Menhan Letjen Sjafrie Sjamsuddin sebelumnya menyatakan bahwa pihaknya menginginkan tambahan anggaran untuk biaya pemeliharaan dan perawatan alutsista sebanyak Rp5 triliun.

Selain itu, tambahan anggaran juga diperlukan untuk membiayai tunjangan perbatasan sebesar Rp 159 miliar untuk 9940 personel yang bertugas di perbatasan. Pengaturannya didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan S-15/MK.02/2010 tentang tunjangan prajurit di perbatasan

AeroUnion A300F Goes Down in Mexico

A300B4-203(F) XA-TUE (078) is captered departing Los Angeles (LAX/KLAX) on March 26, 2010.
( Photo by Michael Carter)

AeroUnion A300B4-203(F) (c/n 078) XA-TUE "Margo" has unfortunately crashed at Monterry (MTY/MMMY) Mexico. Intial reports indicate that all three crew members and two persons on the ground have been killed. It appears, that the crash occurred at 2302 (local time) as the aircraft was departing as flt. TNO302 bound for Los Angeles (LAX/KLAX).

The aircraft was originally delivered to Air France as F-BVGM on May 31, 1979. The aircraft also saw service with Air Seychelles and Malaysian Airlines before being bought by P-G Aviation (N828SC) and converted to a freighter in early 1999. The aircraft was then leased to and operated by International Cargo Charter as C-FICB "Justin Edward" until being sub-leased to AeroUnion in 2001 and re-registered to XA-TUE

Full Production of Three AWD is Now Underway

Air Warfare Destroyer hull construction work at ASC's Osborne shipyard, South Australia (photo : Australian DoD)

Construction of Air Warfare Destroyers Underway

Greg Combet, Minister for Defence Materiel and Science, announced today that full production of Australia’s three Hobart Class Air Warfare Destroyers (AWD) is now underway.

In a ceremony at the BAE Systems shipyard in Melbourne, Mr Combet announced that full production of hull blocks has now commenced at three shipyards: ASC in Adelaide, BAE Systems in Melbourne and Forgacs in Newcastle.

“More than 500 people are now working on building hull blocks for the AWDs, and this will grow to a total workforce in the three shipyards of over 1,000 people,” said Mr Combet.

“Overall, more than 3,000 people will be working to build these warships around Australia and importantly, about 200 apprentices will join the project in the next few years.

“Each ship will be made up of 31 blocks fabricated at the three shipyards. The construction of each ship will require 51 kilometres of piping, 427 kilometres of electrical cable, 4,700 tonnes of steel, 138,000 litres of paint, 4,700 mechanical valves and 1.5 million fasteners.

“By mid-2011, completed hull blocks will begin to arrive in Adelaide for consolidation into the complete warship at the Government of South Australia’s Common User Facility.

“Successful completion of pilot fabrication work and production readiness reviews has finalised the transition of the project from detailed design into full production of the ships.

“This is an important milestone for this national project, and I wish to congratulate everyone involved in helping us reach this point,” Mr Combet said.

The project is on track to deliver the first AWD, HMAS Hobart, in December 2014. HMAS Brisbane is scheduled for delivery in the first quarter of 2016 and HMAS Sydney in mid 2017.

The things we do. Mount Philistine

transport with their Aerospatiale AS350B2 Squirrel ZK-HKA3 , c/n 2887 , (HK = Hokitika & A = Anderson).
A product of 1996 and ex the French Colonial register and also the Philippines. It was imported by Heliquip International who did their magic on it and registered it as ZK-HKA on 03-12-2002. It was transferred to Anderson Helicopters on 21-01-2003.
FYI ZK-HKA1 was a Hiller UH-12E and ZK-HKA2 was a Kawasaki BK117.

Kementrian Pertahanan Minta Tambahan Anggaran Rp 5 Trilyun

Alutsista memerlukan anggaran perawatan yang besar (photo : Indoflyer)

Kemhan Minta Tambahan Rp 5T

JAKARTA(SI) – Kementerian Pertahanan (Kemhan) akan meminta dana tambahan sebesar Rp 5 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) untuk perawatan alat utama sistem senjata (alutsista).

Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Letnan Jenderal TNI Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan dibutuhkan biaya besar untuk program pemeliharaan dan perawatan untuk kesiapan operasional alutsista. Sebab pemeliharaan dan perawatan harus berada dalam standar yang maksimal. ”Pemeliharaan dan perawatan standarnya tidak boleh turun, karena itu kami meminta tambahan anggaran,” ujarnya di Kantor Kemhan, Jakarta, kemarin.
Menurut Sjafrie, jumlah biaya perawatan dan pemeliharaan alutsista yang akan diajukan tersebut sama dengan alokasi yang ditetapkan dalam anggaran pertahanan APBN 2010. Dari anggaran pertahanan 2010 sebesar Rp 42 triliun, ujar dia,sebanyak Rp21 triliun di antaranya adalah untukg aji.Sisanya untuk belanja barang rutin. Sementara untuk pemeliharaan dan perawatan operasional hanya Rp 5 triliun.

”Kan kita hanya punya Rp 5 triliun dari Rp 42 triliun untuk perawatan. Itu kita masih kurang. Makanya kita minta tambahan,” ujarnya. Selain pemeliharaan dan perawatan alutsista, dalam APBN-P 2010 Kemhan juga mengajukan tambahan anggaran bagi pengadaan peralatan khusus di satuan-satuan TNI. ”Peralatan khusus itu beda dengan material khusus bagi satuan khusus TNI,” ujarnya. Dia berharap anggaran yang diajukan bisa disetujui Dewan dalam waktu dekat ini.

Dia menambahkan, selain untuk kebutuhan pemeliharaan, pemerintah juga sedang mengusahakan pengadaan tunjangan bagi prajurit yang bertugas di perbatasan. Dia memperhitungkan anggaran tunjangan perbatasan mencapai Rp152 miliar untuk 9.940 personel. Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I TB Hasanuddin mengungkapkan pada saat rapat yang membahas APBN-P 2010 Kemhan mengajukan anggaran tambahan sebesar Rp2,7 triliun.

”Komisi I tentunya tidak serta merta memberi persetujuan atas anggaran tersebut,”ujarnya. Menurut dia, pihaknya akan melihat prioritas program dari Kemhan yang akan dialokasikan untuk anggaran tambahan tersebut. ”Kami telah meminta Kemhan agar dalam rapat selanjutnya penjelasan Rp2,7 triliun yang disampaikan tersebut apa saja prioritasnya? Kemudian untuk biaya pemeliharaan yang lain Kemhan harus memerinci dan memberikan break down-nya seperti apa,” kata anggota Fraksi PDIP tersebut.

Selain itu, lanjut dia, Komisi I meminta agar rencana anggaran tambahan tersebut disesuaikan dengan kondisi keuangan negara. Sebab, Menteri Keuangan mengalokasikan penambahan anggaran bagi Kemhan untuk APBN-P berada dalam kisaran Rp300 miliar. Anggota Komisi I lainnya, Salim Mengga, juga menyatakan hal yang senada.

Menurut anggota Fraksi Partai Demokrat ini, untuk mengatasi keterbatasan biaya anggaran tambahan dalam APBN-P 2010 pemerintah harus menetapkan kebijakan sistem prioritas. ”Anggaran pertahanan memang masih jauh dari cukup, termasuk anggaran tambahan yang terbatas, karena itu alokasinya harus jelas prioritas dan peruntukannya,” tandas dia.

No more Adventurer 333 Amphibians in NZ

Our first Adventurer 333 was ZK-WAI which was first registered to the Newton Syndicate of Whakatane on 8/4/99. I only saw it once when I took this photo of it in the old hangar at Tauranga at the SAANZ flyin in February 2004. It looked rather neglected at that time, and I would guess that it did not clock up many hours. Can anyone add anything else to this story? It was cancelled from the register as revoked on 14/4/10.


Our second (and more successful) Adventurer 333 was Marcus Mewett's ZK-JZZ which was first registered in June 2004. This aircraft performed satisfacttorily and I remember seeing it flying by Takapuna Beach on several test flights. Marcus left New Zealand for Australia and he flew ZK-JZZ to Australia where it is now registrered as VH-AJH. It was cancelled from the New Zealand register in June 2006.

Marcus Mewett is an aircraft engineer who came to New Zealand from Zimbabwe and he bought his Rand KR 2 VP-WUP with him and first registered it as ZK-KRZ on 19/7/93. It is still current and is owned in the Christchurch area.

Wednesday, April 14, 2010

Iran complains to U.N. over U.S. nuclear "threat"

Tue, Apr 13 2010
By Patrick Worsnip

UNITED NATIONS (Reuters) - Iran complained to the United Nations on Tuesday over what it called a U.S. threat to attack it with atomic weapons, accusing Washington of nuclear blackmail in violation of the U.N. charter.

President Barack Obama made clear last week that Iran and North Korea, both involved in nuclear disputes with the West, were excluded from new limits on the use of U.S. atomic weapons.

A letter from Iranian Ambassador Mohammad Khazaee to U.N. Secretary-General Ban Ki-moon and the Security Council and General Assembly presidents called on the United Nations to "strongly oppose the threat of use of nuclear weapons and to reject it."

Statements by Obama and other U.S. officials were "tantamount to nuclear blackmail against a non-nuclear-weapon state" and breached U.S. obligations under the U.N. charter to refrain from the threat or use of force, Khazaee said.

"Such remarks by the U.S. officials display once again the reliance of the U.S. government on (a) militarized approach to various issues, to which the threats of use of nuclear weapons are not a solution at all," he added.

They also posed "a real threat to international peace and security and undermine the credibility" of the nuclear Non-Proliferation Treaty, the envoy said.

Obama is urging other global powers to agree to a fourth round of U.N. sanctions against Iran over its refusal to halt nuclear work that the West suspects is aimed at making bombs, a charge Iran denies.

He pressed the case for sanctions at a 47-nation nuclear summit in Washington on Tuesday, at which he won pledges from world leaders to take joint action to prevent terrorist groups from getting nuclear weapons.

But Khazaee said that Iran, as a victim of weapons of mass destruction -- a reference to Iraq's use of poison gas against it in a 1980-88 war -- was firmly committed to a world free from such weapons.

The United States, the only country to have used nuclear weapons -- against Japan in World War Two -- "continues to illegitimately designate a non-nuclear weapon state as target of its nuclear weapons and contemplates military plans accordingly," he said.

U.N. members "should not condone or tolerate such nuclear blackmail in (the) 21st century," the Iranian envoy said.

Tiga Batalion TNI Jaga Perbatasan RI-PNG


13 April 2010, Biak -- Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Hotma Marbun mengatakan tiga batalion TNI AD siap dikerahkan untuk menjaga perbatasan wilayah teritorial NKRI dengan negara tetangga Papua New Guinea (PNG).

"Pengamanan wilayah perbatasan RI-PNG tidak hanya untuk menjaga kedaulatan NKRI, namun juga mencegah ancaman kelompok sipil bersenjata yang kerap berkeliaran di wilayah tapal batas kedua negara bertetangga," katanya.

Kehadiran tiga batalion prajurit TNI di daerah perbatasan untuk menjalankan tugas negara yakni memberikan rasa aman kepada masyarakat serta menjaga keutuhan kedaulatan NKRI dari berbagai ancaman dari dalam negeri maupun luar negeri.

"Kami berharap penugasan yang dilakukan prajurit TNI di wilayah perbatasan dapat memberi rasa nyaman kepada warga negara Indonesia yang bermukim di daerah `tapal batas` RI-PNG," katanya.

Pangdam Hotma Marbun mengakui berdasarkan kenyataan di lapangan hingga saat ini ada beberapa prajurit TNI yang bertugas di daerah perbatasan menjalankan fungsi mengajar kepada siswa di sekolah pedalaman.

Hal ini dilakukan prajurit TNI, kata Pangdam, karena di berbagai sekolah wilayah pedalaman masih dirasakan kekurangan tenaga guru.

"Saya sangat senang dengan kepedulian prajurit TNI yang rela menjadi tenaga guru di wilayah pedalaman Papua akibat kurangnya tenaga pengajar pada sekolah tertentu," katanya.

Menyinggung kesejahteraan prajurit TNI yang menjaga wilayah perbatasan, ia mengatakan sebagai alat negara yang diberikan tugas operasi menjaga kedaulatan di wilayah perbatasan RI-PNG maka setiap hak dan kewajiban prajurit akan tetap menjadi perhatian pimpinan TNI.

"Selama beroperasi menjalankan misi menjaga wilayah perbatasan antara kedua negara bertetangga itu, setiap prajurit tetap diberikan hak-hak sesuai aturan dan kebijakan pimpinan TNI," kata Pangdam Hotma Marbun.

Pangdam Jaya: Situasi Keamanan Menghangat


14 April 2010, Jakarta -- Panglima Kodam Jaya Mayjen TNI Darpito Pudyastungkoro mengatakan, situasi keamanan akan makin menghangat seiring situasi perkembangan politik dan ekonomi nasional.

"Tidak menutup kemungkinan situasi politik dan ekonomi ke depan makin menghangat seiring dengan kecenderungan yang ada saat ini," katanya pada apel komandan satuan jajaran Kodam Jaya di Jakarta, Rabu.

Darpito mengatakan, secara umum kondisi keamanan ibukota dan sekitarnya kondusif dan dinamis. Namun, aksi-aksi unjukrasa tetap terjadi dengan intensitas tinggi seiring dengan perkembangan situasi politik dan ekonomi nasional.

"Bahkan tidak menutup kemungkinan ke depan situasinya akan semakin memanas karena poros utama yang krusial seperti melemahnya daya beli masyarakat, sempitnya lapangan pekerjaan belum tertangani dengan baik," ujarnya.

Apalagi, kata dia, dalam beberapa waktu ke depan pemerintah berniat untuk menaikkan harga jual gas, listrik dan tarif tol yang berimbas langsung pada masyarakat.

Karena itu, prajurit Kodam Jaya bersama komponen masyarakat lain harus dapat mengatasi permasalahan tersebut secara bijak dan tenang.

"Saya juga meminta seluruh jajaran, terutama aparat kewilayahan, dan intelijen agar segera mengantisipasinya sehingga dapat memberikan penjelasan yang benar, agar masyarakat dan komponen bangsa mendapat penjelasan yang benar dan tidak mudah terprovokasi pihak-pihak yang memanfaatkan situasi tidak menguntungkan ini," tutur Pangdam Jaya.

Apel komandan satuan Kodam Jaya diikuti oleh 450 personel dan pada acara itu dibahas berbagai perkembangan aktual selain taktik tempur.

Kemenhan Butuh Tambahan Anggaran Perawatan Rp5 Triliun

JAKARTA--MI: Kementerian Pertahanan yang membawahi TNI menyatakan kebutuhan anggaran pertahanan untuk perawatan dan pemeliharaan alutsista lebih dari Rp5 triliun yang sudah dialokasikan dalam APBN 2010. Kementerian berharap anggaran meningkat minimal seratus persen dari nilai yang ada.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Menhan Letjen Sjafrie Sjamsuddin kepada wartawan di Jakarta, Rabu (14/3). "Pada anggaran tahun 2010, untuk kebutuhan pemeliharaan dan perawatan untuk kesiapan operasi teralokasi Rp5 triliun. Kami butuh seperti itu lagi. Pemeliharaan itu tidak bisa turun dari standard," kata Sjafrie.

Ia juga mengajukan penambahan anggaran untuk pengadaan peralatan khusus bagi kesatuan. Itu berbeda dari pengadaan material khusus yang diperuntukan satuan khusus. Ia berharap anggaran yang diajukan bisa disetujui dewan pada rapat tanggal 15 April 2010 mendatang. "Kita butuh anggaran yang urgen untuk mendukung operasionalnya yang belum dimasukan di dalam alokasi 2010. Dari Rp42 triliun, Rp21 triliunnya adalah untuk gaji. Sisanya untuk belanja barang rutin. Sementara, untuk pemeliharaan hanya Rp5 triliun. Kita butuh lebih dari itu," sambungnya.

Ia menambahkan bahwa selain kebutuhan pemeliharaan, pemerintah juga sedang mengusahakan pengadaan tunjangan bagi prajurit yang bertugas di perbatasan. Ia mengkalkulasi bahwa anggaran tunjangan perbatasan mencapai Rp152 miliar untuk 9.940 personel. Perhitungannnya mengikuti Peraturan Menteri Keuangan Nomor S-15/MK.02/2010. "Kita butuh Rp152 miliar untuk 9.940 personel yang bertugas di garis perbatasan. Itu untuk tunjangan perbatasan di luar anggaran yang sudah ditetapkan. Beda dengan yang remunerasi," jelasnya.

Peraturan Menkeu soal tunjangan perbatasan membagi tiga kriteria prajurit yang bertugas di perbatasan. Pertama, prajurit TNI dan PNS yang bertugas dan tinggal di wilayah pulau-pulau kecil terluar tanpa penduduk ditingkatkan sebesar 150 persen dari gaji pokok. Kedua, prajurit TNI dan PNS yang bertugas dan tinggal di wilayah pulau-pulau kecil terluar berpenduduk ditingkatkan sebesar 100 persen dari gaji pokok dan 75 persen bagi prajurit TNI dan PNS yang bertugas dan tinggal di wilayah perbatasan. Ketiga, prajurit TNI dan PNS yang bertugas di wilayah udara dan laut perbatasan dam pulau-pulau kecil terluar sebesar 50 persen dari gaji pokok. (DM/OL-04/Ars)

Kapal Selam Severodvinsk Batal Diluncurkan 7 Mei


14 April 2010 -- Rusia membatalkan mengapungkan kapal selam serang tenaga nuklir baru karena masalah teknis. Galangan kapal Severodvinsk sebelumnya berencana mengapungkan kapal selam pada 7 Mei bertepatan peringatan ke-65 kemenangan atas Nazi Jerman pada Mei 1945.

“Peluncuran kapal selam baru Severodvinsk tertunda karena alasan teknis,” menurut sumber di perusahaan galangan kapal, ditambahkannya kapal selam akan diapungkan dan lolos uji pelayaran pada tahun ini.

Konstruksi kapal selam kelas Yasen (Graney) Project 885 pertama Severodvinsk dimulai 1993 di galangan kapal Sevmash, Severodvinsk tetapi terhenti karena masalah keuangan.

Konstruksi kapal selam kedua Kazan telah dimulai tahun lalu, akan dilengkapi perangkat elektronik dan persenjataan lebih maju.

Severodvinsk diharapkan dioperasikan oleh AL Rusia akhir 2010 atau awal 2011.

KASAL Rusia Admiral Vladimir Vysotsky mengatakan konstruksi kapal selam tenaga nuklir rudal balistik dan serang baru merupakan prioritas utama untuk AL Rusia.

Kapal selam nuklir kelas Graney dirancang mampu menembakan rudal jelajah jarak jauh hingga 5000 km bermuatan nuklir, menghancurkan sasaran di darat, kapal perang permukaan dan kapal selam.

Kapal selam dipersenjatai 24 rudal jelajah, termasuk 3M51 Alfa SLCM, SS-NX-26 Oniks SLCM atau SS-N-21 Granat/Sampson SLCM serta delapan tabung torpedo guna meluncurkan ranjau laut atau rudal anti kapal permukaan SS-N-16 Stallion.

Armada Laut Hitam Rusia Akan Terima 8 Kapal Perang Baru 5 Tahun Kedepan


14 April 2010 -- Armada Laut Hitam Rusia akan menerima empat frigate dan empat kapal selam diesel dalam lima tahun kedepan, menurut sumber di AL Rusia pada RIA Novosti, Selasa (13/4).

Seorang pejabat Rusia mengatakan kapal perang baru tersebut guna menggantikan kapal perang yang telah dioperasikan lebih dari 30 tahun dan tidak layak dioperasikan untuk suatu misi laut.

Sebelumnya, diberitakan Armada Laut Hitam akan mempensiunkan kapal perusak Ochakov dan sebuah kapal selam diesel yang dibuat pada 1982. Selanjutnya kapal perusak Kerch dan sejumlah kapal pendukung berukuran besar.

Frigate Admiral Gorshkov dan kapal selam diesel kelas Lada Sevastopol yang masih dibangun, akan menjadi kapal perang baru pertama yang bergabung dengan Armada Laut Hitam dalam waktu dekat.

Rusia memerlukan menjaga kemampuan tempur di Laut Hitam dan Mediterania tidak hanya mengaja kepentingan regional Rusia tetapi juga turut serta dalam misi internasional dalam memerangi perompakan dan penyelundupan obat terlarang.

Kapal-kapal perang Armada Laut Hitam rutin berpartisipasi dalam latihan laut Blackseafor, Black Sea Harmony dan operasi anti teroris Endeavor.

“Kapal-kapal baru tersebut memastikan armada aktif berpartisipasi dalam berbagai operasi tersebut dan misi lainnya yang direncanakan oleh AL Rusia,” menurut sumber tersebut.

Ia menambahkan rencana pembaharuan kapal tidak melanggar kesepakatan tahun 1997 dengan Ukraina mengenai kehadiran Armada Laut Hitam di Krimea.
“Rencana kami sangat transparan dan mereka akan mendiskusikan saat pertemuan Rusia-Ukraina subkomite Armada Laut Hitam.”

Situasi Keamanan Nasional makin Menghangat

JAKARTA--MI: Panglima Kodam Jaya Mayjen TNI Darpito Pudyastungkoro mengatakan, situasi keamanan akan makin menghangat seiring situasi perkembangan politik dan ekonomi nasional.

"Tidak menutup kemungkinan situasi politik dan ekonomi ke depan makin menghangat seiring dengan kecenderungan yang ada saat ini," kata Darpito pada apel komandan satuan jajaran Kodam Jaya di Jakarta, Rabu (14/4).

Darpito mengatakan, secara umum kondisi keamanan Ibu Kota dan sekitarnya kondusif dan dinamis. Namun, aksi-aksi unjukrasa tetap terjadi dengan intensitas tinggi seiring dengan perkembangan situasi politik dan ekonomi nasional.

"Bahkan tidak menutup kemungkinan ke depan situasinya akan semakin memanas karena poros utama yang krusial seperti melemahnya daya beli masyarakat, sempitnya lapangan pekerjaan belum tertangani dengan baik," ujarnya.

Apalagi, kata dia, dalam beberapa waktu ke depan pemerintah berniat untuk menaikkan harga jual gas, listrik dan tarif tol yang berimbas langsung pada masyarakat.

Karena itu, prajurit Kodam Jaya bersama komponen masyarakat lain harus dapat mengatasi permasalahan tersebut secara bijak dan tenang.

"Saya juga meminta seluruh jajaran, terutama aparat kewilayahan, dan intelijen agar segera mengantisipasinya sehingga dapat memberikan penjelasan yang benar, agar masyarakat dan komponen bangsa mendapat penjelasan yang benar dan tidak mudah terprovokasi pihak-pihak yang memanfaatkan situasi tidak menguntungkan ini," tutur Pangdam Jaya.

Apel komandan satuan Kodam Jaya diikuti oleh 450 personel dan pada acara itu dibahas berbagai perkembangan aktual selain taktik tempur. (Ant/OL-02/Ars

Sunday, April 11, 2010

Sec. of State Clinton Is Worried About Al Qaeda And Its Intentions To Acquire Nuclear Weapons Material

Secretary of State Hilliary Clinton speaks about the Nuclear Posture Review during a press conference with Defense Secretary Robert M. Gates, Navy Adm. Mike Mullen, chairman of the Joint Chiefs of Staff, and Secretary of Energy Steven Chu at the Pentagon, April 6, 2010. DoD photo by Cherie Cullen

Hillary Clinton Fears al-Qaeda Is Obtaining Nuclear Weapons Material -- Times Online

Terrorists including al-Qaeda pose a serious threat to world security as they attempt to obtain atomic weapons material, Hillary Clinton, the US Secretary of State, declared on the eve of a global summit in Washington to prevent a nuclear terror attack.

President Obama will call on the leaders of 47 nations today — the biggest gathering of heads of state by a US leader since the founding of the UN in 1945 — to introduce tougher safeguards to prevent nuclear material ending up in the hands of terrorists. As far back as 1998, Osama bin Laden stated that it was his Islamic duty to acquire and use weapons of mass destruction

U.S. Soldiers Go Hungry And Thirsty In Afghanistan

A contracted air plane drops humanitarian aide supplies for Aka Sadiq to U.S. Marines and Afghan National Army soldiers at a drop site during a three-day combat reconnaissance patrol in the Bala Baluk District, Farah province, Afghanistan, March 30, 2010. U.S. Air Force photo by Staff Sgt. Nicholas Pilch

U.S. Military Goes Hungry In Afghanistan -- Digital Journal

The United States Military is in the midst of a troop surge in Afghanistan, but the surge has caused the ratio of resources to troops to widen. Many American Forward Operating Bases are experiencing food and water shortages.


Sgt. Hill, whose name has been changed to protect his identity, has been in Afghanistan only a few months as part of the new troop surge into the country. The troops are mainly focused on training and promoting the Afghanistan army and police force. The training is the United States' attempt to "teach a man to fish," in the security department of the ever turbulent country, a country which is still undecided if it wants to break free from Taliban influence. With these larger issues at hand the need for proper amounts of food and water have fallen by the wayside.

Read more ....

My Comment:This is the second story that I have read in the past two weeks that outlines how food and water shortages are now starting to creep into the supply chain. Expect the Taliban to now intensify their attacks on supply convoys and basic shipments.

For history buffs .... this was the exact strategy used by the Mujaheddin against the Soviets in the 1980s, and according to my Russian cousins who fought in that war, it was incredibly successful. Food, water, ammunition, and the general basics were always in short supply .... and worse in winter.

Panglima TNI : Pemerintah Akan Perbaharui Alutsista TNI


10 April 2010, Jakarta -- Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso menegaskan, Pemerintah berupaya memperhatikan dan memperbaharui Kelengkapan Alat Utama system Persenjataan ALUTSISTA TNI secara bertahap disesuaikan dengan kemampuan Anggaran Negara. Namun semangat juang, melalui Porsi Latihan, wawasan bagi prajurit TNI umumnya dan Angkatan Udara khususnya dalam mendukung tuntutan pelaksanaan tugas-tugas Negara Operasi harus tetap menjadi Prioritas utama.

Demikian pula Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufa'at ditemui RRI usai Perayaan HUT ke-64 Jajaran TNI AU di Jakarta menegaskan, prajuritnya selalu siap dalam pelaksanaan Tugas Operasi baik operasi Rutin harian Pengamanan Kedaulatan Wilayah Teritorial RI dengan menggunakan sejumlah pesawat tempur, jenis Sukhoi, F-16, F-5. Kasau Marsekal Imam Sufa’at mengakui, tantangan tugas TNI AU kedepan semakin berat, namun kemampuan dan semangat juang Prajurit, tetap siap karena kekuatan dan kemampuan Prajurit tidak kalah dengan Negara-negara sahabat, walaupun Alutsista sedang dilengkapi secara bertahap.

Seperti ditunjukkan Pasukan Detasemen Khusus Bravo Paskas TNI AU pada peragaan dalam mengatasi berbagai ancaman terror saat memeriahkan Perayaan Hari Ulang Tahun kali ini, cukup memukau dan menghibur para Petinggi Negara baik TNI, pejabat SIPIL para Komandan Atase pertahanan Asing dan masyarakat Jakarta yang menyaksikan langsung bagaimana maneuver 16 pesawat Tempur di Pangkalan Halim Jumat pagi. Hal ini Menurut Marsekal Imam Sufa’at, telah membuktikan kesiapan Prajurit AU menghadapi tantangan tugas perasi keamanan dan keselamatan Negara Indonesia dimasa mendatang. Selain itu menurut Marsekal Imam Sufa’at, TNI AU telah menetapkan untuk mengganti pesawat jenis OV-10 Bronco, HS Hawk MK-53, dan F5E Tiger. Sedangkan Pesawat angkut, TNI AU juga akan mengganti F 28 VIP, C 212, F 27, dan B 737 MPA.

Perusahaan Rusia Peringkat Ke-18 Eksportir Senjata Dunia

S-400 Triumf.

12 April 2010 -- Perusahaan Rusia Almaz-Antei menempati urutan ke-18 perusahaan eksportir senjata dunia menurut laporan SIPRI (Stockholm International Peace Research Institute) 2010.

Almaz-Antei berhasil membukukan penjualan senjata senilai 4,3 milyar dolar pada 2008.
Almaz-Antei salah satu pabrik sistem pertahanan udara terbesar yang dimiliki Rusia, memproduksi sistem pertahanan udara jarak pendek, sedang dan jauh, termasuk S-300 dan S-400 Triumf.

Almaz-Antei belum lama ini mengumumkan sedang mengembangkan enam jenis sistem pertahanan udara/rudal baru, termasuk sistem pertahanan generasi kelima S-500, diharapkan dapat dioperasikan pada 2012.

S-400 Triumf (Kode NATO SA-21 Growler) dirancang mencegat dan menghancurkan sasaran udara, termasuk pesawat siluman, rudal jelajah dan balistik, pada jarak hingga 3500 km dengan kecepatan mencapai 4,8 km/detik.

Darfield Sunday the 11th





A fund raising day was held at Darfield on Sunday the 11th April for the local volunteer fire brigade. Apart from the cross wind, which kept the microlights away, the weather was most kind.
Top & bottom pic shows 25metres of nicely controlled low level inertia by Terry Delore in the ASH25 ZK-GZF , c/n 25202 . This was one of Steve Fossett's machines.


A good selection of the local farm based aircraft were on hand. Piper PA-18 ZK-BKX , c/n 18-4684 . Originally with the Nelson Aero Club from Mid 1956. Since 1963 it has been in private hands. In 1981 it went to Fred Bull and John Ogilvie out Sheffield way. Ownership has moved back and forward between the two a couple of times. It has been listed to Fred Bull since October of 2005.




Piper PA-18-150 ZK-BNJ c/n 18-5063 , an ex Canterbury Aero Club aircraft, has been with Mountain View Farm Ltd since late 1964.



One of the Ashburton contingent was the Czech Sportcruiser ZK-DEC2 , c/n 08SC109 , of Ian Begbie. (Ian also has the PA-28-140 ZK-DEK).








The long lens tends to make things more dramatic. Here The Hughes 269C ZK-HZC , c/n 110-0979 , exits stage left.



Ah ! for the sigh of a (Merlin) Rotax. Ivan taxies the Titan T51 ZK-MST . c/n M05XXX50HK0060 , (minus a u/c door) [& can somebody please decode that c/n ?].

Sekilas tentang Yonif 500/Raider

Batalyon infanteri 500 Raider (Yonif 500/R) adalah satuan pemukul elit cepat milik Kodam V/Brawijaya dimana personilnya dididik langsung dibawah pelatihan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Batujajar Bandung, Jawa Barat.

Selama menjalani pendidikan di Pusdik Pasus Jawa Barat beberapa personil Raider di bekali materi tambahan diantaranya Taktik Pertempuran Kota (Purkota), Demolisi (Penghancuran), Pembebasan Sandera (Baswan), Mobil Udara (Mobud), Berkendara, Camp dan Intelijen (Sandhi Yudha). Khususnya materi Intelijen personil raider akan mendapatkan pelatihan yang lebih khusus dan matang, dikarenakan hal tersebut bagi seorang prajurit raider sangat mutlak hukumnya demi kelancaran operasi yang akan di bebankan.

Dalam perekrutannya, raider menggunakan standarisasi yang sangat ketat dan selektif dan bisa dikatakan tidak mudah untuk menjadi seorang prajurit raider. Semua mendapat perlakuan yang sama baik dari tamtama sampai golongan perwira tidak akan ada pembedaan.


Yonif 500/Raider sangat aktif dalam menjalankan tugasnya di medan operasi seperti penugasan di Aceh dalam menghadapi gerombolan sparatis GAM, pasukan raider di sebar ke berbagai daerah yang di tengarai terdapat gerombolan dan simpatisan GAM untuk kemudian di eliminir dan di berangus. Dengan berbekal kemampuan intelijen dan teknik khusus disertai moril tempur yang sangat tinggi prajurit raider mampu menekan dan memberikan efek psikologis yang besar terhadap pergerakan GAM, sehingga mereka mundur dan masuk ke hutan-hutan untuk berlindung.

Salah satu prestasi terbaiknya yaitu keberhasilan salah satu tim raider 500/R menerobos dan menembak mati Panglima GAM wilayah Peureulak Aceh Timur Ishak Daud beserta Isterinya di Babah Krueng dipimpin Sertu Herlambang dengan menerobos langsung kejantung musuh yang dijaga ketat oleh pasukan GAM.
Yonif 500/Raider juga memiliki Satgultor sendiri sebagai kekuatan inti Raider layaknya Den-81 Gultor di jajaran Kopassus yang selalu dilatih dan dipelihara kemampuannya. Didalam pelatihannya tak jarang satuan Yonif 500/Raider melibatkan satuan lainnya seperti Rindam V/Brawijaya untuk menyelenggarakan latihan yang biasa di gelar di daerah Sumbermanjing, Malang Selatan dengan materi gunung hutan, baswan ,raid ,mobud dan penghancuran.

Saat ini Yonif 500/R dipimpin oleh Letnan Kolonel Inf Kunto Arief Wibowo mantan Kasiops Korem Malang menggantikan Letnan Kolonel Inf Supriono.(Ars

Iran Sukses Uji Coba Mersad Rudal Anti Pesawat


12 April 2010 -- Iran telah mengembangkan dan sukses menguji coba sistem pertahanan udara pertama buatan dalam negeri, sistem ini lebih canggih dibandingkan rudal Hawk buatan Amerika Serikat, yang telah dioperasikan sejak 1970-an oleh Iran.

Menteri Pertahanan Iran Ahmad Vahidi mengatakan Minggu (11/4) bahwa rudal anti pesawat, Mersad, mampu menghancurkan pesawat terbang pada ketinggian rendah maupun sedang. Serta dilengkapi teknologi pengolah signal radar canggih, peluncur modern dan peralatan elektronik untuk pengarah dan penentu sasaran.

Teknologi terkini yang digunakan Mersad terhubung dengan sistem baterai pertahanan udara lainnya, ujar Vahidi.

Jarak tembak rudal Mersad tidak diumumkan, tetapi rudal Hawk mempunyai jarak tembak hingga 15 mil.

Iran mulai memproduksi skala massal rudal jarak menengah dan berencana mengirimkan ke angkatan bersenjata pada akhir tahun ini.

Iran terus berusaha meningkatkan kemampuan pertahanan udaranya secara mandiri guna melindungi dari serangan Amerika Serikat dan Israel.

Rusia belum merealisasi pengiriman sistem pertahanan udara S-300 ke Iran karena tekanan dari AS dan Israel. Iran mengancam Rusia akan mengajukan ke mahkamah internasional jika tidak menghormati kontrak yang sudah ditandatangani.

Sistem S-300 menyulitkan jet-jet tempur Israel jika diputuskan menyerang fasilitas nuklir Iran.

Potongan Sejarah yang hilang : KRI Tjandrasa

Ada banyak potongan sejarah kita yang hilang. Padahal, potongan-potongan itu berbicara tentang waktu, manusia, dan semangat juang yang membakar hidupnya. Kita sering terjebak pada seremonial, wacana, dan citra. Padahal, ketika masa kita hampir berlalu, jejak yang tertinggal adalah pengorbanan kita untuk orang-orang di sekitar kita.

Begitu potongan-potongan yang ada seusai upacara Hari Dharma Samudera, Jumat (15/1), yang dipimpin Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Madya Agus Suhartono.

Dalam bedah buku Mission Accomplished-Misi Pendaratan Pasukan Khusus oleh Kapal Selam RI Tjandrasa, diceritakan operasi rahasia Tjakra II yang digelar di Teluk Tanah Merah, Irian Barat, sebagai bagian dari Operasi Trikora.

Komandan kapal selam pertama, Laksamana Pertama (Purn) Raden Panji Poernomo, menceritakan bagaimana KRI Tjandrasa 408 di bawah pimpinan Mayor (Laut) Mardiono ngotot menjalankan misi. ”Mendaratkan RPKAD dengan ranselnya yang berat itu tidak mudah bagi kapal selam,” kata Poernomo.

KRI Tjandrasa berstrategi untuk mendekati pantai menjelang malam. Namun, upayanya gagal karena ada kapal patroli Belanda. KRI Tjandrasa ketahuan dan diusir. Mardiono tidak menyerah, pikiran nakalnya menyatakan, Belanda tidak akan berpikir, ia akan kembali keesokan harinya pada waktu dan tempat yang sama. ”Mereka pikir, kita tidak akan berani. Tetapi, justru itu yang persis kita lakukan dan kita berhasil,” kata Mardiono.

Masih seputar operasi Trikora, Luther Bindosano (67), seorang anak buah kapal KRI Macan Tutul, yang tenggelam di bawah pimpinan Laksamana Madya Yos Sudarso, menceritakan kenangannya tentang masa-masa seputar 13 Januari 1962, tanggal tenggelamnya KRI itu.

”Bocah, kamu ke sini. Kamu asal mana,” begitu Luther menirukan ucapan Yos Sudarso dalam pertemuan pertama mereka. ”Putra Waropen, Papua, Bapa,” jawab Luther. ”Apa kamu sudah siap, korbankan kepala dan dada kamu,” tanya Yos Sudarso lagi. ”Bapa, saya sudah siap,” jawab Luther. ”Tanah sepotong digenggam di tangan, bawa pulang ke Indonesia, ya,” begitu pesan terakhir Yos Sudarso yang terus terngiang di telinga Luther di tengah desingan peluru di 3-4 jam terakhir KRI Macan Tutul.

Luther, penembak itu, terapung-apung empat jam sebelum ditemukan tentara Belanda. Matanya jadi buta karena kuatnya radiasi bom. Ia dipukuli, dimasukkan ke dalam karung, diinjak-injak, dan tiga bulan dijadikan tawanan perang. Namun, hingga kini dia tidak menyesali 3-4 jam paling berpengaruh dalam hidupnya.

”Kita lawan terus. Kita pasti menang. Betul toh, sekarang kita menang,” kata pensiunan itu tanpa bisa dihentikan. (EDN/Ars)

Batas Perairan Tumpang Tindih


11 April 2011, Balikpapan -- Polemik perbatasan dua negara antara Republik Indonesia dan Malaysia, ternyata bukan di daratan saja. Hingga kini, batas wilayah perairan kedua negara juga masih tumpang tindih. Hal tersebut terjadi lantaran masing-masing negara memiliki klaim atas batas wilayah perairan.

Hal ini diungkapkan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Agus Suhartono. Dia dikonfirmasi wartawan terkait persoalan batas wialayah perairan RI-Malaysia, sesaat sebelum bertolak ke Jakarta di VIP Room Bandara Sepinggan Balikpapan, sekaligus mengakhiri kunjungan kerjanya ke wilayah perbatasan, kemarin.

“Saat ini Indonesia sudah membuat batas perairan sesuai asumsinya. Begitu juga dengan Malaysia. Kalau klaim tapal batas ini disatukan, akan terjadi tumpang tindih atau overlapping. Akibatnya, ketika ada kapal-kapal patroli Malaysia yang masuk ke batas wilayah yang kita asumsikan, maka kita akan menilainya sebagai pelanggaran batas wilayah. Begitu juga jika kapal patrol kita masuk ke dalam frame yang mereka asumsikan, akan dianggap sebagai pelanggaran,” tegas Agus Suhartono.

Karena itu menurut Agus, kunci dari penyelesaian masalah perbatasan selama ini masih mengedepankan jalur diplomasi. “Penyelesaian persoalan tapal batas ini bisa didapatkan, manakala perundingan perjanjian tapal batas sudah bisa disepakati. Karena itu, kita mendukung upaya pemerintah untuk mengedepankan jalur diplomasi bukan jalur kekuatan. Jika perjanjian tapal batas ini sudah disepakati, jelas mana wilayah kita dan mana yang bukan, barulah kita lebih tegas lagi,” ungkap Agus.

Meskipun begitu menurutnya, pengamanan wilayah perairan juga tetap diperhatikan. Selain mengerahkan 7 Kapal Republik Indonesia (KRI), yang secara rutin patroli di wilayah perbatasan sepanjang tahun, juga dibangun pos-pos pengamanan perbatasan.

“Untuk pos pengamanan perbatasan TNI Angkatan Laut, kita memiliki 6 pos. Empat di antaranya di wilayah utara dan dua di wilayah selatan. Empat pos itu antara lain di Sei Bajau, Sei Pancang, Sei Taiwan, dan satu pos di Perikanan . Tiap pos, masing-masing diperkuat 7 personel, dilengkapi dengan sarana dan fasilitas. Seperti combat boat, kemudian sea radar, dan sarana lainnya,” terang Agus.

Bahkan untuk mendukung pengawasan wilayah perbatasan ini, Mabes TNI Angkatan Laut juga sudah membangun sarana radar pantai di salahsatu pos pengamanan perbatasan.

“Untuk radar pantai ini, dibangun di pos Sei Pancang. Sudah mulai dibangun tahun lalu, dan sekarang sudah beroperasi,” tambah Agus.

Radar pantai ini memiliki kemampuan mendeteksi kapal-kapal yang masuk di wilayah perairan RI, dengan radius hingga 40 mil laut.

Kejahatan Perairan Menurun

Sementara itu terkait masalah kejahatan dan kasus-kasus yang terjadi di wilayah perairan, seperti praktik ilegal, sejak digalakkan operasi dan patroli rutin yang dilakukan jajaran TNI AL bersama kesatuan lain, Laksamana TNI Agus Suhartono menegaskan terjadi penurunan jumlah yang cukup signifikan.

“Kalau dipersentase, saat ini mungkin terjadi penurunan hingga 50 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Saat ini, kejahatan yang terjadi di laut, umumnya memang bukan kejahatan besar, tetapi lebih karena kebutuhan ekonomi para pelakunya, misalnya Illegal oil. Di wilayah timur relatif lebih kecil dibandingkan di wilayah barat ,” terang Agus.

Meskipun tak menutup kemungkinan, jenis kejahatan lain seperti imigran ilegal, illegal fishing, illegal oil, illegal logging juga masih terjadi. “Salahsatu yang saat ini juga sedang jadi perhatian, seperti yang disampaikan gubernur Kaltim dan wali kota, adalah adanya transit batu bara dari kapal besar ke kapal kecil. Ini juga akan jadi perhatian,” tambah Kasal lagi.

Ingin Sebutan Satkopaska Dikembalikan

24 anggota Kopaska melakukan latihan penyergapan teroris di kawasan Tambak Wedi, Surabaya, tahun lalu. (Foto: detikFoto/Zainal Effendi)

11 April 2010 -- Sejak 22 Maret lalu, Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) memiliki komandan baru. Dia adalah Letkol Laut (P) Yeheskiel Katiandagho yang sebelumnya menjabat Wadan Resimen Kadet AAL. Dia membeberkan kepada Jawa Pos berbagai ide untuk mendigdayakan kesatuan yang juga dikenal sebagai Frogman itu.

Salah satu caranya, mengembalikan pengucapan kesatuannya secara utuh. Yakni, Satkopaska. Sebab, pria kelahiran Malang tersebut mengaku kurang sreg dengan sebutan satuan yang baru dipimpinnya itu. Pengucapan yang dimaksud adalah menyingkat nama kesatuan menjadi Paska tanpa embel-embel satuan komando. Cara pengucapan tersebut, menurut dia, kurang pas.

Menurut dia, penyebutan kesatuan seharusnya bisa utuh layaknya kesatuan lain yang di dalam Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim). ''Secara administrasi memang Satkopaska, tapi pengucapannya tidak demikian,'' ujarnya.

Nah, side effect dari ketidaklengkapan penyebutan nama tersebut, menurut Yeheskiel, berpengaruh pada kebanggaan akan kesatuan. Dia lantas mencontohkan penyebutan atau penulisan alamat yang salah. Alamat yang dicari tidak akan ditemukan dengan cepat dan tepat. ''Bukannya apa-apa, tujuannya, semua punya visi dan misi yang sama dengan kami di sini,'' jelasnya.

Gebrakan yang dilakukan tidak hanya berkutat pada nama Satkopaska. Ayah dua anak tersebut juga mulai merintis pembangunan lapangan tembak di dalam lingkungan Kopaska. Dalam kepemimpinannya, makan bersama komandan dan pasukan menjadi menu baru yang tidak boleh dilewatkan. Dari situ, dia ingin lebih dekat dan bisa menyerap aspirasi pasukannya. Selain itu, dia mengajukan pembangunan flat untuk kesejahteraan prajurit.

Namun, salah satu PR krusial yang harus ditingkatkan saat ini meningkatkan performa dan postur prajurit. Salah satu caranya, menggenjot intensitas latihan. Menurut Yehes­kiel, hal tersebut penting karena persenjataan sudah ber­ubah secara signifikan. ''Sekarang seorang anggota Ko­pas­ka harus menguasai lebih dari 13 item senjata.''

Bukan untuk Dapat Perlakuan Khusus



Menjadi anggota Satkopaska bisa jadi merupakan impian setiap prajurit TNI-AL. Maklum, tidak sembarang orang bisa menjadi anggota korps yang memiliki semboyan Tan Hana Wighna Tan Sirna yang berarti Tak Ada Rintangan yang Tak Dapat Diatasi itu. Hanya, Dansatkopaska Letkol Laut (P) Yeheskiel Katiandagho masih melihat, ada prajuritnya yang belum bisa mensyukuri hal tersebut.

Dia menyatakan, masih banyak pelanggaran kecil yang tidak terlihat. Seperti memukul istri, berbohong, bahkan ngentit. Padahal, menjadi anggota pasukan katak harus menjunjung etika dan kejujuran. "Kita ini bagian dari orang-orang yang dipanggil, tetapi sedikit terpilih. Perilaku juga harus dijaga," tuturnya.

Sebab, kalau sistem itu dilanggar, Yeheskiel menyebut akan merembet ke kesatuan. Saat ini di dalam pasukan yang berdiri pada 31 Maret 1962 tersebut, terdapat tiga unsur. Yakni prajurit yang memiliki brevet, nonbrevet, dan PNS. "Ini semuanya satu keluarga. Satu kena, yang lain juga merasakan," tegas pria humoris itu.


Saat ini Kopaska memang memiliki peran yang punya nilai strategis dalam TNI-AL. Tidak salah masyarakat jika selama ini menginterpretasikan Kopaska sebagai pasukan yang hebat. Sebagai pasukan elite, militansi yang dimiliki juga tidak perlu diragukan lagi. Namun, bagi anggota Kopaska angkatan XVI itu, prajuritnya bukan berarti akan memperoleh perlakuan khusus. Termasuk kebal akan hukum.

Karena itu, Yeheskiel miris jika melihat anggotanya berbuat nakal. Dia memastikan akan menindak anggotanya yang nakal. Prajurit memang harus memiliki wibawa dan disegani, tetapi kesalahan besar jika menakut-nakuti warga.

Pria berdarah Sangihe Talaud, Sulawesi Utara, itu juga melarang anak buahnya terbuai kata-kata pasukan khusus atau elite. Menurut dia, tidak ada pasukan yang hebat. Yang ada hanyalah terlatih. Kemampuan menembak, menyergap, hingga berenang bisa didapat dengan berlatih rutin. "Pesawat itu hebat karena bisa terbang, tapi tidak terlatih. Yang terlatih itu pilotnya," tandas dia.

Oman Dipastikan Beli Typhoon

Eurofighter Typhoon milik AU Arab Saudi. (Foto: BAE Systems)

11 April 2010 – Oman mendekati kesepakatan pembelian jet tempur Eurofighter Typhoon dengan Inggris, diumumkan pemerintah Inggris.

Inggris tidak menyebut jumlah pesawat yang akan dibeli Oman.

Konsorsium Eurofighter terdiri dari Jerman, Itali, Spanyol dan Inggris, mengijinkan menjual jet tempur Typhoon ke negara ketiga.

Inggris telah menjual 24 Typhoon ke Arab Saudi, bagian dari 72 jet tempur yang akan dibeli dibawah Project Salam.

Oman berencana mengganti Sepecat Jaguar dengan Typhoon saat digelar pameran dirgantara Farnborough 2008.

AU Oman mengoperasikan 16 jet tempur Sepecat Jaguar yang diterima 1974, serta 12 Lockheed Martin F16C/D.

Yonif 500 Riders Kodam V/ Brawijaya

Tim anti teror Yonif 500/Raider. (Foto: detikFoto/Rois Jajeli)

11 April 2011 -- Bagi Kunto Arief, menjabat sebagai komandan Yo­nif 500 Riders Komando Daerah Militer (Kodam) Brawijaya adalah tanggung jawab yang tidak bisa dibilang mudah. Maklum, kesatuan yang dipimpinnya merupakan kesatuan pasukan elite Angkatan Darat.

Pria dengan dua melati di pundak itu dikenal memiliki ciri khas sebagai komandan yang punya visi dan pandangan jauh ke depan. Karisma sebagai seorang pemimpin yang te­gas dan berwibawa begitu melekat pada pria 39 tahun itu.

Arief menyatakan, pasukan elite Yonif 500 Riders merupakan kesatuan yang berbeda daripada kesatuan lainnya di lingkungan TNI-AD. Untuk masuk sebagai Riders, prajurit harus menjalani tahap seleksi yang sangat ketat.

Secara pendidikan, anggota Riders 500 merupakan orang-orang terpilih untuk menjalani pelatihan selama enam bulan di pusat pendidikan pasukan khusus (Pusdik Pasus) di Batu Jajar, Bandung, Jawa Barat. ''Pendidikannya satu lokasi dengan Kopassus. Namun, kami dilatih sendiri,'' papar Arief kepada Jawa Pos.

Tidak hanya prajurit pilihan, melainkan juga para perwira. Mereka (perwira) juga menjalani tahap seleksi yang ketat. Jadi, bukan berarti karena berpangkat perwira, mereka lantas bisa langsung masuk menjadi Riders. Justru pendidikan untuk perwira lebih berat ketimbang para prajurit.


Saat ini, Yonif 500 Riders Kodam Brawijaya memiliki 711 personel. Mereka terbagi menjadi 27 perwira, 50 personel pasukan penanggulangan teror (Gultor), serta sisanya tamtama dan bintara.

Arief mengatakan, untuk menjadi pasukan elite Riders, ada beberapa tahap atau materi yang diajarkan selama menempuh pendidikan di Pusdik Pasus Jawa Barat. Di antaranya, pertempuran dalam kota (purkota), demolisi (taktik penghancuran), pembebasan sandera (ride bus one), mobil udara (mobud), berkendara (ride car), dan operasi intelijen (Sandi Yuda).

''Khusus Gultor diperkuat pada Sandi Yuda,'' ujar Arief. Arief menyatakan, pasukan Riders berasal dari kata Ride yang artinya mencuri atau melakukan misi dengan kecepatan, ketepatan, dan senyap. Karena itu, pasukan Riders diharapkan memiliki keterampilan khusus untuk menjalankan operasi militer dengan baik.

Mengenai taktik pertempuran, Arief menambahkan, pasukan Riders mendapat porsi seluruh latihan inti selama di Kopassus. Selebihnya dikembangkan sendiri ketika mereka dikembalikan ke barak tempat menjalani tugas sebagai pasukan elite.

Anak keenam di antara tujuh bersaudara itu mencontohkan, ilmu bela diri yang dilakoni pasukan Riders saat ini merupakan pengembangan dari berbagai cabang ilmu bela diri. Di antaranya, karate, taekwondo, dan kick boxing. Percampuran tersebut merupakan cara baru di dunia kemiliteran.

Meski demikian, bukan berarti percampuran itu mengubah dasar-dasar ilmu bela diri yang sudah ada. Melainkan, ada pengembangan dalam gerakan-gerakan yang sudah diajarkan. ''Sehingga, ada penyelarasan gerak dan teknik. Sekali lagi bukan bermaksud untuk mengubah secara total,'' imbuh Arief.


Begitu juga taktik pengamanan. Pasukan Riders mempunyai cara tersendiri ketika dihadapkan pada suatu bentuk pengamanan atau perlindungan. Bagaimana pasukan Riders harus bisa mengerjakan misi yang diberikan dengan minim risiko kegagalan. Praktis, para pasukan elite itu memang harus bekerja ekstrakeras agar operasi dapat dilakukan secara sempurna.

Terutama saat menjalankan taktik demolisi. Pasukan Riders harus paham betul target perusakan, penculikan, maupun penonaktifkan kegiatan yang dianggap membahayakan misi dalam pertemupuran. ''Semua lebih bersifat logistik dan sangat vital,'' jelas Arief.

Dia lantas menceritakan operasi pembebasan sandera yang dilakukan oleh sekelompok teroris. Dalam pekerjaan itu, anggota Gultor paling banyak berperan. Sebab, mereka dituntut untuk bisa ''merapikan'' situasi dengan meminimalisasi jatuhnya korban. Memang nyawa yang menjadi taruhan. Namun, pasukan Gultor dapat diandalkan dalam situasi tersebut.

Salah satunya, kenang Arief, saat melakukan operasi perburuan tokoh teroris komplotan lanjutan Dr Azhari. Pasukan Riders turut berperan dalam operasi militer secara rahasia. Mereka (anggota Riders dan Gultor) harus berhari-hari jauh dari keluarga dan menyamar sebagai sipil. Namanya juga misi rahasia, Arief tidak menceritakan detail kegiatan yang mereka lakukan.

Panglima TNI : Pemerintah Akan Perbaharui Alutsista TNI


10 April 2010, Jakarta -- Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso menegaskan, Pemerintah berupaya memperhatikan dan memperbaharui Kelengkapan Alat Utama system Persenjataan ALUTSISTA TNI secara bertahap disesuaikan dengan kemampuan Anggaran Negara. Namun semangat juang, melalui Porsi Latihan, wawasan bagi prajurit TNI umumnya dan Angkatan Udara khususnya dalam mendukung tuntutan pelaksanaan tugas-tugas Negara Operasi harus tetap menjadi Prioritas utama.

Demikian pula Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufa'at ditemui RRI usai Perayaan HUT ke-64 Jajaran TNI AU di Jakarta menegaskan, prajuritnya selalu siap dalam pelaksanaan Tugas Operasi baik operasi Rutin harian Pengamanan Kedaulatan Wilayah Teritorial RI dengan menggunakan sejumlah pesawat tempur, jenis Sukhoi, F-16, F-5. Kasau Marsekal Imam Sufa’at mengakui, tantangan tugas TNI AU kedepan semakin berat, namun kemampuan dan semangat juang Prajurit, tetap siap karena kekuatan dan kemampuan Prajurit tidak kalah dengan Negara-negara sahabat, walaupun Alutsista sedang dilengkapi secara bertahap.

Seperti ditunjukkan Pasukan Detasemen Khusus Bravo Paskas TNI AU pada peragaan dalam mengatasi berbagai ancaman terror saat memeriahkan Perayaan Hari Ulang Tahun kali ini, cukup memukau dan menghibur para Petinggi Negara baik TNI, pejabat SIPIL para Komandan Atase pertahanan Asing dan masyarakat Jakarta yang menyaksikan langsung bagaimana maneuver 16 pesawat Tempur di Pangkalan Halim Jumat pagi. Hal ini Menurut Marsekal Imam Sufa’at, telah membuktikan kesiapan Prajurit AU menghadapi tantangan tugas perasi keamanan dan keselamatan Negara Indonesia dimasa mendatang. Selain itu menurut Marsekal Imam Sufa’at, TNI AU telah menetapkan untuk mengganti pesawat jenis OV-10 Bronco, HS Hawk MK-53, dan F5E Tiger. Sedangkan Pesawat angkut, TNI AU juga akan mengganti F 28 VIP, C 212, F 27, dan B 737 MPA.